Ini untuk Kamu
yang tidak dapat kusingkat, karena aku tidak mau terlihat begitu jauh
padahal, aku dan Kamu sedang sejauh itu
dibentang jarak yang lumrah tidak terarah
terlempar dihembus nafas sang pantang menyerah
Ini untuk Kamu
yang dekat tapi enggan kurekat
yang gigih kusekat padahal rasa bersalah ini lekat
aku menginginkan Kamu tapi aku lemah
aku menghindari Kamu dan sepanjang waktu aku resah
resah
gundah
dan pasrah ketika nantinya Kamu pantas marah
Sungguh, ini untuk Kamu
yang aku tak mengerti kenapa
yang aku tak paham bagaimana
yang aku ingin lekas bersiap lalu tunduk
yang aku ingin raih lalu aku rengkuh
Kamu yang tanggannya terbuka dan ingin aku genggam
Kamu yang terhalang dinding dan ingin aku dobrak
Kamu yang pada pangkuanmu aku ingin meminta maaf dan bersimpuh
Kamu yang kuasa, yang penuh cinta
yang aku rindu
Iya, aku sedang rindu Kamu, dan Kamu pantas marah karena aku merindu tanpa melangkah. Aku sendiri gak tau kenapa rasanya seberat ini. Padahal Kamu sudah kasih jalan, Kamu sudah kasih kemudahan. Tapi semuanya aku persulit.
Tahukah Kamu di balik semua keacuhan ini, sepanjang waktu aku resah? Merasa bersalah? Tetapi aku dengan angkuhnya bahkan tidak mau menggeser tempat dudukku dan mendekat. Tetapi dengan angkuhnya menggantungkan diriku pada kata nanti. Nanti. Nanti. Nanti. Lalu pada akhirnya tidak sama sekali.
Aku ingin sanggup, pergi ke tempat yang Kamu inginkan. Tapi aku enggan dan aku mengutuk diriku karena merasa enggan.
Ya, ini aku ribut mengeluh. Tanpa beranjak.
No comments:
Post a Comment